Title : A
Thousand Years
Author : Annisa
Aulia Sita a.k.a Annisa
Genre : Romance,
Friendship, School Life
Rating :
PG – 13
Length : Oneshoot
Type : Songfic
Main Cast : - Kim
Taeyeon ( Taeyeon )
- Park Jung Soo ( Leeteuk )
Other Cast : - Seo Joo
Hyun ( Seohyun ) - Cho Kyuhyun (
Kyuhyun )
- Im Yoon Ah ( Yoona ) - Kim Kibum ( Kibum )
- Kwon Yuri ( Yuri ) - Kim Jong Woon ( Yesung )
- Kim
Hyoyeon ( Hyoyeon ) - Lee Hyuk Jae (
Eunhyuk )
Recommended : Christina Perri - A Thousand Years ( If you don't have the song, i have add the video under the sentence)
Recommended : Christina Perri - A Thousand Years ( If you don't have the song, i have add the video under the sentence)
Disclaimer : All cast belong to god, their families, and SM Entertainment. I just use their names. No bash! Please don't be a plagiator.
From Author :
Annyeong haseyo, chingudeul. Annisa imnida. Sebenarnya ff ini gak buat ulang tahunnya siapa-siapa, kok. Ya, meskipun ff ini ceritanya ada ulang tahunnya Taeyeon. Padahal dipublishnya pas ulang tahunnya Leeteuk. Ini ff pertamaku, jadi mian banget kalo ffnya jelek, aneh, boring dan lain sebagainya. Kalau ada ff yang alurnya serupa sama ff ini, tapi dirilisnya lebih dulu, aku minta maaf. FF ini gak plagiat, kok. Alurnya 100% hasil dari imajinasiku, jadi minta maaf, ya. Please leave a comment, ya, soalnya komentar kalian berguna banget buat ff selanjutnya. Ya sudah, daripada lama-lama, mendingan langsung aja baca. Check it out.
*******
Taeyeon P.O.V
Semua mata
kuliah sudah selesai. Jam pulang sudah
tiba. Namun, aku tidak ingin pulang ke
rumah dulu. Aku malas sendirian di
rumah. Eomma dan appaku sedang
di luar kota. Donsaengku biasanya hari ini masih mengikuti eksul basket di sekolahya. Sebenarnya, aku ingin berjalan-jalan dengan
sahabat-sahabatku, Seohyun, Yoona, Hyoyeon, dan Yuri. Tapi, hari ini Seohyun ikut ujian piano di
kursus musiknya. Yoona mau kencan sama
Kibum. Hyoyeon dan Yuri masih di kampus
karena sedang sibuk latihan untuk kompetisi dance antar kampus se-Seoul minggu
depan. Akhirnya, aku pun memutuskan
pergi ke taman seorang diri.
***********
Author P.O.V
Suasana di
taman sangat sepi. Sangat sangat
sepi. Tidak ada orang sama sekali di
taman itu. Yeoja yang bernama Kim Taeyeon itu pun segera mendudukkan dirinya
di sebuah bangku yang terdapat di taman itu.
Taeyeon P.O.V
Hari ini
tanggal 8 Maret. Aku tahu, besok adalah
hari ulang tahunku, tanggal 9 Maret.
Mungkin, besok adalah hari ulang tahunku tanpa seorang namja yang begitu spesial artinya
buatku, seperti namanya. Namja yang membuatku merasakan yang
namanya “jatuh cinta” untuk pertama kalinya. Dia adalah Leeteuk. Park Jung Soo. Memang, pada awalnya, aku sangat membencinya. Namun, aku tidak menyangka bahwa aku jatuh
cinta padanya. Bahkan, mungkin, dia
adalah satu-satunya namja yang
membuatku galau begitu berat, seperti sekarang ini.
Aku pun mulai
mengingat saat-saat kami bersama. Aku
ingat, saat dimana pertama kali aku berpapasan dengannya. Rasa yang muncul saat itu bukan cinta ataupun
suka, tapi benci. Waktu itu, saat-saat
hari pertama aku pindah ke SMAku, Byeol High School, aku habis membeli
minuman. Ya, waktu itu, aku masih anak
baru disana, dan saat itu aku sudah kelas 12.
Aku pun berjalan terburu- buru menuju ke kelasku, kelas 12-4. Karena saking terburu-burunya, aku pun
menabrak seorang namja yang tentu
kalian sudah bisa menebaknya sendiri siapa dia.
L-E-E-T-E-U-K. Minuman yang
kubawa pun tumpah dan mengenai baju seragamnya. Tumpah, memang beneran tumpah,
karena minuman itu sudah kubuka dan kuminum sedikit.
Flashback
“ Mian, ya, mian, jeongmal mianhae, aku
benar-benar tidak sengaja, “ aku sangat menyesal saat itu. Leeteuk pun segera
merapikan seragamnya yang basah itu.
“ Sini,
aku bantu rapikan bajumu, ya, “ kataku sambil tanganku menyentuh seragamnya.
“ Enggak
usah, “ katanya dengan kasar sambil menjauhkan tanganku dari seragamnya dengan
kasar.
“ Heh,
anak baru, baru aja masuk udah belagu banget.
Lo gak tahu siapa gue? Gue Park Jung Soo, namja terkaya di sekolah ini dan anak pemilik
sekolah ini, “ katanya dengan sombongnya.
“ Terus,
kalo kamu anak pemilik sekolah ini, masalah buat gue? “ kataku lalu kemudian
melanjutkan langkahku yang sempat tertunda itu.
Flashback End
************
Aku ingat, saat
wali kelas sekaligus seosaengnim
kami, Miss Stella, mengatakan bahwa aku harus duduk sebangku dengannya. Ya, aku memang sekelas dengannya. Waktu itu, aku sedang berkelahi
dengannya. Karena perkelahian kami
mengganggu Miss Stella yang sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas,
akhirnya Miss Stella pun tak tahan dan marah, lalu menyuruh kami untuk duduk
sebangku. Tentu saja, rasanya sangat
berat saat itu, karena rasa benci itu masih terasa membara di hatiku.
Flashback
“ KIM
TAEYEON, PARK JUNG SOO ! Apa yang kalian lakukan, hah? Berkelahi lagi? Apa
kalian tidak tahu Miss sedang menjelaskan pelajaran? “ teriak Miss Stella.
Kalian
ingin tahu, kenapa Miss Stella berkata lagi? Karena kami sudah dua kali
ketangkap basah berkelahi oleh Miss Stella.
“ Dia
yang mengajak berkelahi duluan, Miss, “ aduku.
“ Aniyo, Miss.
Dia yang duluan, “ balas Leeteuk tak mau kalah.
“ Sudah,
sudah, kalian berdua sama saja. Mulai
detik ini, kalian harus duduk sebangku, “ kata Miss Stella yang sudah tidak
tahan lagi melihat kelakuan kami berdua.
“ Tapi,
Miss..., “ ucap kami berdua bersamaan.
“ Tidak
ada tapi-tapian, palli kalian
duduk berdua, “
Seohyun dan Leeteuk pun segera
mengangkat tas mereka dan mereka segera bertukar tempat duduk. Leeteuk menaruh tasnya dengan kasar di bangku
yang berada di sebelahku. Aku pun segera
menarik bangkuku satu sentimeter dari bangkunya.
“ Issh, damn, kenapa sih gue harus duduk sama yeoja yang super duper belagu kayak dia? “
keluhnya.
“ Hei,
siapa bilang aku juga mau duduk sama namja yang super duper sombong kayak kamu, “ balasku yang sedang kesal
dengannya.
“ Sudah,
sudah, diam kalian berdua, “ kata Miss Stella lalu kembali menjelaskan
pelajaran.
Flashback End
************
Aku ingat saat
kami berbaikan dan pertama kali menjalin pertemanan. Saat itu, kami sama-sama merasa tidak enak
hati karena bermusuhan terus, padahal kami berdua satu bangku. Sebenarnya, aku ingin meminta maaf duluan. Namun, aku merasa gengsi dan canggung. Akhirnya, dia yang meminta maaf duluan,
meskipun hanya lewat secarik kertas.
Flashback
Pelajaran sedang berlangsung. Namun, tidak ada seosangnim di kelas
kami. Jadi, kami disuruh untuk
mengerjakan soal yang telah diberikan oleh seosangnim tadi. Perasaan bersalah dan menyesal memenuhi
hatiku saat itu. Tiba-tiba, Leeteuk yang saat itu sedang kesulitan mengerjakan
soal memberikanku secarik kertas.
Awalnya, kukira ia hendak menanyakan jawaban soal, ternyata.....
To : Taeng
From : Teukie
Taeng, rasanya tidak enak,
ya, bermusuhan terus. Jeongmal mianhae, Taeng, selama ini aku
terus membuatmu kesal dan marah. Aku
sangat menyesal. Kamu mau, kan, memaafkan aku, Taeng? Palli balas sekarang.
Aku pun membalas surat itu. Aku memang ingin berbaikan dengannya, namun
aku merasa ragu untuk meminta maaf duluan.
Jadi, mumpung dia yang meminta maaf duluan, ya, aku terima saja
permintaan maafnya.
To : Teukie
From : Taeng
Kamu benar,
Leeteuk. Rasanya memang tidak enak kalau
kita bermusuhan terus. Aku mau, kok,
menerima permintaan maaf kamu. Aku sudah
memaafkanmu sebelum kamu meminta maaf. Mianhae, Leeteuk, selama ini aku
membuatmu kesal.
Aku pun segera memberikan kertas itu
kembali ke Leeteuk. Aku tidak tahu
apakah dia akan membalas surat itu.
Ternyata, dia membalas surat itu.
To : Taeng
From : Teukie
Jadi, sekarang
kita berteman, dong?
Aku pun membalas kembali surat itu.
To : Teukie
From : Taeng
Ne, kita telah berteman
sekarang.
Setelah aku memberikan balasanku
kepadanya, dia pun menatapku sebentar.
“ Jinjja ? “ tanyanya.
“ Ne, asal kamu janji kepadaku kamu jangan
sombong kepadaku dan kepada murid-murid yang lain. Dan kamu juga harus janji kepadaku bahwa kamu
harus menjadi orang yang lebih baik dari sekarang. Yakso ?
“ jawabku sambil mengacungkan jari kelingkingku.
“ Ne, Yakso, “ jawabnya sembari jari kelingkingnya menyentuh jari
kelingkingku. Sejak saat itu kami
berteman baik dan bahkan, bersahabat.
Flashback End
***********
Saat kami
berteman, aku merasa ada perubahan yang signifikan di dalam dirinya. Dia menjadi tidak sombong lagi. Dia menjadi ramah kepada semua murid. Dia menjadi lebih sopan terhadap semua guru
di sekolahku. Tutur-tutur katanya
menjadi lebih sopan dan manis. Dia tidak
memakai kata-kata “ lo-gue “ lagi kalau berbicara. Dia mulai memakai kata-kata “ kamu-aku “
Aku ingat saat dia memberikan
sebuah cincin kepadaku. Cincin
persahabatan. Dia memberikannya di taman
ini. Di taman ini juga, kami membuat
janji agar kami tidak bermusuhan lagi.
Sebenarnya, aku ingin hubungan kami lebih dari sekedar teman, karena
waktu itu aku mulai suka padanya. Tapi,
aku hanya seorang yeoja. Yeoja
‘kan tidak boleh memulai menyatakan cinta dan yeoja biasanya menunggu orang
yang dia suka menyatakan cinta, ya bukan? So, aku hanya bisa menunggu dia
menyatakan cintanya padaku, hingga sekarang.
Lama sekali, bukan? 2 tahun terakhir ini aku harus memendam perasaanku.
Flashback
Teett.....
bel pulang sekolah pun berbunyi.
Murid-murid di kelasku segera membereskan barang-barang dan
memasukkannya ke dalam tas, tak terkecuali aku dan Leeteuk. Tak lama kemudian, suasana kelas pun sepi,
tinggal kami berdua yang masih di kelas.
“ Taeng,
“ panggilnya.
“ Wae ? “ sahutku.
“ Bisakah
kamu menemaniku pulang sekolah ini ? “ tanyanya.
“ Kemana
? “ tanyaku balik.
“ Ke
tempat kesukaanku. Kamu mau, kan? “
“ Ne, baiklah.
Aku akan menemanimu, “ aku mengiyakannya saja. Toh, daripada aku bosan di rumah. Biasanya, kalau jam pulang sekolah begini,
aku hanya tinggal berdua dengan donsaengku.
Kami pun mulai berjalan menuju
parkiran sekolah. Setelah sampai di
parkiran, dia pun menutup mataku dengan sebuah kain.
“ Hey,
hey, ada apa ini? “ tanyaku.
“
Sudahlah, kau aman bersamaku. Tenang
saja, “ jawabnya. Lalu, dia segera
menaiki motornya dan aku duduk di belakangnya.
Aku terpaksa membuka sedikit kain yang menutupi mataku agar aku tidak
terjatuh, lalu menutupnya kembali.
Sepanjang perjalanan, aku tidak bisa
melihat apa-apa karena mataku tertutup.
Aku mulai merasa cemas dan khawatir karena aku takut jatuh.
“ Teukie,
bolehkah aku membuka sedikit kainnya ? Aku takut jatuh, “ rengekku.
“ Tidak
boleh. Kalau kamu takut, peluk saja
tubuhku, “ katanya.
Aku turuti saja perintahnya daripada
aku terjatuh. Hana, dul,
set.
Tanganku mulai menyentuh tubuhnya.
Aku pun mulai memeluknya erat.
Dag....dig...dug. Jantungku pun
berdetak cepat. Ya Tuhan, rasa apakah
ini? Apakah aku merasakan rasa ini lagi? Rasanya aku tak ingin melepaskan
tanganku dari tubuhnya. Aku ingin
seperti ini terus. Aku tak tahu
reaksinya, karena mataku yang tertutup ini.
Tapi, aku merasa dia senang. Aku
pun sedikit tersenyum.
Kami pun sampai di tempat tujuan. Dia pun menuntunku berjalan. Setelah beberapa langkah berjalan, kami
berhenti. Dia membuka penutup mataku,
namun mataku masih terpejam.
“
Sekarang, kau boleh membuka matamu, “ katanya.
Aku
pun membuka mataku. Terlihat pemandangan
yang sangat indah di depan mataku. Itu
pertama kalinya aku mengunjungi tempat ini.
Ternyata, dia membawaku sebuah taman.
Ya, taman di mana aku berada sekarang ini. Aku enggak nyangka, namja kayak dia tahu tempat seindah ini.
“ Kajja kita duduk di bangku itu, “ katanya sambil
menunjuk sebuah bangku. Bangku yang
kududuki sekarang ini. Kami berdua pun
segera duduk di bangku itu.
“ Kamu
tahu gak, Taeng ? ......“ tanyanya.
“ Mana
kutahu, kamu belum bilang apa-apa, kok. “ potongku tiba-tiba, padahal
sebenarnya dia belum selesai berbicara.
“ Isshh,
dengerin dulu. Kamu itu orang pertama
yang aku ajak ke taman ini. Selama ini,
aku hanya pergi sendirian ke taman ini.
Teman-teman terdekatku saja belum pernah kuajak kesini. Baru kamu, Taeng. Baru kamu, “ katanya.
“ Jinjjayo ? “ tanyaku yang masih gak percaya.
“ Ne, aku enggak bohong, “ jawabnya yang
benar-benar meyakinkanku bahwa dia benar-benar gak bohong padaku.
“ Ne, ne,
aku percaya deh, sama kamu, “ kataku.
Suasana pun mendadak hening untuk sejenak. Hingga dia pun memecah keheningan itu.
“ Taeng,
“ panggilnya.
“ Wae gurae ? “ tanyaku.
“ Aku
ingin memberikan sesuatu untukmu, “ katanya.
“ Apa
itu? “ tanyaku penasaran.
“ Tunggu
sebentar, ya. Kamu harus berbalik badan dulu. “ katanya. Aku pun membalikkan
badanku, sementara dia mengambil sesuatu dari tasnya dan aku tak tahu apa itu.
“ Oke,
sekarang kamu boleh berbalik, “ katanya. Aku pun membalikkan badanku dan aku
melihat di tangan kanannya ada ........ dua buah cincin bertuliskan “TEUKIE”
dan “TAENG”. Tunggu, kenapa dia ingin memberiku cincin?
“ Tunggu,
pacaran saja kita belum. Kok, kamu sudah ngasih cincin? “ tanyaku heran.
“ Hey,
jangan mikir yang gak-gak dulu. Gak mungkinlah aku kayak gitu. Ini cincin tanda
persahabatan kita, “ jawabnya.
“
Oooh..... ,” kataku polos.
“ Aku
ingin kita, tuh, gak berantem lagi kayak dulu. Capek tahu, berantem terus, “
lanjutnya.
“ Ya sih,
aku juga gak mau berantem lagi sama kamu, “ ujarku.
“ Aku
ingin kita baik-baik terus sampai selamanya. Gak ada adu mulut, gak ada adu
fisik, gak ada adu-aduan, lah, “ lanjutnya.
“ Sini,
mana tanganmu? Aku pakein cincinnya, “ katanya. Aku pun menyerahkan tanganku.
Dia pun memasangkan cincin bertuliskan “TEUKIE” itu di jari manisku.
Dag.....dig....dug. Jantungku berdetak lagi. Aduh, apa lagi ini? Memang sih,
ini cuma cincin persahabatan, tapi rasanya kayak cincin persahabatan. Aku pun
tersenyum.
“ Nah,
sudah. Sekarang giliran kamu yang memasang cincinnya, “ katanya. Aku pun
mengambil cincin yang tersisa. Dag.... dig....dug. Rasanya jantungku berdetak
lebih cepat dari tadi. Aku pun memasangkan cincin bertuliskan “TAENG” itu di
jari manisnya. Jantungku berdetak semakin cepat. Ya Tuhan, tolonglah aku. Aku
tidak tahan lagi.
“ Yakh,
semuanya sudah terpasang. Sekarang kita berjanji, ya. Best
friend forever, “ ujarnya sambil
mengancungkan jari kelingkingnya.
“ Best
friend forever, “ ujarku sambil menyentuh
jari kelingkingnya. Seandainya kau tahu, Teukie, aku ingin kita lebih dari
sahabat. Namun, bukannya di dunia ini gak ada yang gak mungkin? Sahabat bisa
jadi cinta, kan? So, why not?
“ Taeng, “
panggilnya.
“ Wae? “ tanyaku.
“ Kamu
mau kuantar pulang gak? “ tanyanya.
“ Eemh,
boleh deh, “ jawabku. Kami pun segera beranjak dari bangku itu dan segera
pulang.
Flashback End
************
Aku ingat, saat
aku berpisah dengannya. Dia tidak bilang kepadaku kalau dia ingin pergi.
Meskipun aku tahu, dia tidak mau membuatku sedih, tapi asalkan kau tahu, aku
malah lebih sedih jika kau tidak bilang kepadaku, karena mentalku tidak sekuat
yang kau bayangkan.
Flashback
Saat itu, aku sedang menunggunya di
depan pintu kelas. Tumben, tidak biasanya dia datang setelat ini. Sekarang
sudah sepuluh menit sebelum bel sekolah berbunyi, namun dia belum datang juga.
Biasanya, paling lambat dua puluh menit sebelum bel berbunyi, dia sudah datang.
Namun, kemana dia sekarang? Kenapa firasatku tidak enak, ya?
“
Kudengar hari ini, Leeteuk akan pindah, ya? “ tanya seorang teman sekelasku
yang sekarang berada di dekatku. Deg.... benarkah apa yang dikatakannya itu?
“ Jinjjayo ? Kok, aku tidak tahu hal itu? “ tanya
teman yang ada di sebelahnya.
“
Makanya, update, dong. Kemarin,
aku lihat ada orang tuanya di ruang guru. Kayaknya, sih, lagi mengurus
kepindahannya, “ jawabnya.
“ Oh ya,
dia akan pindah kemana? “ tanyanya. Aku pun segera mempertajam pendengaranku.
“ Kalau
gak salah, sih, dia ingin pindah ke Los Angeles selama dua tahun. “
Deg...
dia akan meninggalkanku ke tempat yang jauh dan waktu yang tidak lama pula.
Segera aku mengambil tasku dan berlari menuju luar kelas.
“
Taeyeon, kamu mau pergi kemana? “ tanya Yuri.
“ Aku mau
pergi ke bandara, “ jawabku.
“ Hey,
sebentar lagi, kan, jadwalnya Mr. Jordan, guru killer itu. Kamu mau kamu dimarahin kalau kamu
beneran mau bolos hari ini? ” tanya Yoona.
“ Ah,
bilangin aja ya, kalau aku lagi sakit. Aku harus pergi sekarang, “ jawabku.
“
Taeyeon, “ panggil Seohyun, namun panggilan itu kuabaikan. Aku pun melanjutkan
berlari.
***********
Aku pun sudah tiba di bandara. Segera
aku mencari sosok namja itu. Kemana dia? Aku menengok ke kanan dan ke
kiri. Akhirnya, aku menemukan sosoknya
di kerumunan orang banyak. Aku pun berlari menuju ke arahnya.
“ Taeng,
ngapain kamu kesini, “ tanyanya heran.
“ Aku
dengar dari teman-teman katanya kamu mau pindah. Makanya, aku segera ke sini, “ jawabku.
“ Ne, tapi kan, kamu gak harus bolos juga kayak
gini, “ katanya.
“ Oh ya,
mumpung kamu ada di sini, aku pingin bilang ini ke kamu. Aku sebenarnya sudah
lama pingin bilang ini ke kamu.
Se......, “ perkataannya terhenti setelah mendengar sebuah pengumuman.
‘ PESAWAT
TUJUAN KE LOS ANGELES AKAN SEGERA BERANGKAT. MOHON PARA PENUMPANG SEGERA
BERSIAP-SIAP MENAIKI PESAWAT. SEKALI LAGI, PENUMPANG TUJUAN KE LOS ANGELES AKAN SEGERA BERANGKAT. MOHON
PARA PENUMPANG SEGERA BERSIAP-SIAP ‘ suara itu berkumandang dari speaker
bandara.
“
Mianhae, aku harus pergi sekarang juga, “ katanya lalu berjalan menjauhiku.
“ Tunggu,
apa yang kamu mau bilang tadi? Bilang aja sekarang, “ mohonku.
“ Kamu
mau tahu apa yang aku mau bilang? “ tanyanya setelah menghentikan langkahnya.
“ Ne, tentu saja,” jawabku.
“ Tunggu
sampai aku kembali, “ katanya lalu segera melanjutkan langkahnya yang sempat
terhenti.
“ Oke,
aku akan menunggumu sampai aku kembali, “ kataku setengah berteriak. Namun,
tampaknya dia tak menampik. Dia terus
melangkah, semakin menjauh dariku.
Flashback End
*************
Leeteuk, bagaimana kabarmu ? Apa kau
baik saja-saja disana? Mengapa kau tak pernah memberiku kabar? Kau tak pernah
memberiku surat ataupun kartu pos. Kau
tak pernah mengupdate status twitter atau facebookmu. Kau tak pernah membalas
emailku. Kau tak pernah menjawab
teleponku. Kau pun tak pernah
meneleponku balik.
Leeteuk, tahukah dirimu? Aku sangat
merindukanmu. Berapa lama lagi aku harus menunggumu datang? Berapa lama lagi
aku harus menunggumu mengatakan kata-kata yang belum sempat kau ucapkan 2 tahun
lalu? Berapa lama lagi aku harus memendam perasaan ini? 2 tahun itu bukanlah
waktu yang singkat. Apakah kau tahu itu? Cepatlah datang, aku ingin penantian
ini segera berakhir.
Tanpa terasa
butir-butir air mataku jatuh. Ah, aku
menangisinya lagi. Ini bukan pertama
kalinya aku menangisinya. Aku heran,
kenapa aku harus menangisinya lagi. Namun, rasa rindu ini benar-benar tak bisa
kutahan.
Aku harap dia bisa mendengar
rintihan hatiku. Aku harap dia bisa merasakan apa yang kurasakan sekarang ini.
*************
Author P. O. V
Taeyeon melihat
ke arah cincin yang berada di jari manisnya sekarang. Cincin itu berwarna perak
dan terukir tulisan ‘TEUKIE’ dengan jelas. Ia lalu meluruskan pandangannya. Ia
menghirup nafas sejenak dan menghembuskannya kembali. Ia pun mengambil MP3
Player dari tasnya lalu menaruh headset ke kedua tangannya. Dia pun segera
memilih-milih lagu yang ingin didengarnya dan pilihannya jatuh kepada lagu A
Thousand Years milik Christina Perri.
Dia segera memencet tombol ‘play’ dan mulai bernyanyi sendiri sembari
menghibur dirinya.
Heartbeats
fast
Colors and
promises
How to be
brave
How can i
love when i’m afraid to fall
But
watching you stand alone
All of my
doubt suddenly goes away somehow
One step
closer.....
I have
died everyday waiting for you
Darling
don’t be afraid i have loved you
For a
thousand years
I love
you for a thousand more
Lagu baru
sepertiga berjalan. Namun, Taeyeon memencet tombol ‘stop’ di MP3 Playernya. Dia
merasa perasaannya sedikit lebih tenang sekarang. Dia memutuskan untuk pulang
ke rumahnya sekarang.
Next day
....
Jam sudah
menunjukkan pukul 19.00 KST. Semua mata
kuliah akhirnya sudah selesai. Hari ini,
Taeyeon dan teman-temannya memang kuliah siang.
Jadi, berakhirnya juga agak lebih malam dari hari-hari biasanya. Taeyeon
sedang berjalan-jalan di taman kampus bersama tiga sahabatnya sembari
mengobrol.
“ Taeyeon, “ panggil Yuri.
“ Wae? “ tanya
Taeyeon.
“ Kayaknya aku harus pulang duluan, deh, “ jawab Yuri.
“ Aku juga kayaknya harus duluan, deh, “ kata Seohyun.
“ Ne, aku juga, “
kata Yoona.
“ Tumben barengan pulangnya. Ya sudah, deh, kalian pulang
duluan aja. Aku masih mau disini, “ kata
Taeyeon.
“ Yakin nih, gak apa-apa kita tinggalin sendirian, “ tanya
Yuri.
“ Ne, gwenchana, “ jawab Taeyeon.
“ Ya udah, deh, kita duluan dulu, ya. Paii paii, “ kata Yoona sambil melambaikan tangannya bersama dengan
Yuri dan Seohyun.
“ Paii paii, “ kata
Taeyeon sambil melambaikan tangannya.
Haah....
Taeyeon menghela nafasnya. Hari ini
memang ulang tahunnya. Namun, tak ada satu pun temannya yang menciptakan
selamat ulang tahun kepadanya.
Taeyeon pun
berjalan menyusuri koridor kampus. Saat dia melintasi ruang musik, tiba-tiba
dia mendengar suara alunan piano dari dalam ruang itu. Dia heran, siapa yang memainkan piano
malam-malam di kampusnya. Karena penasaran, dia pun masuk ke ruangan itu. Setelah
masuk, dia melihat seorang namja yang sedang bernyanyi sambil memainkan piano
yang berwarna putih itu. Dan namja itu ..... Leeteuk, namja yang dia rindukan sejak dua tahun
terakhir ini. Dia sedang menyanyikan
lagu A Thousand Years. Taeyeon pun segera larut dalam suasana itu.
Time
stands still
Beauty in
all she is
I will be
brave
I will
not let anything take away
Standing
in front of me
Every
breath
Every
hour has come to this
One step
closer...
I have
died everyday waiting for you
Darling
don’t be afraid i have loved you
For a
thousand years
I love
you for a thousand more
And all
along i believe i would find you
Time has
brought your heart to me i have loved you
For a
thousand years
I love
you for a thousand more
Lagu itu pun
tiba-tiba terhenti. Leeteuk melihat ke
arah Taeyeon.
“ Taeyeon, “ kata Leeteuk.
“ Leeteuk, “ kata Taeyeon.
Leeteuk segera berjalan ke arah
Taeyeon. Kini, mereka berdua berhadapan.
Leeteuk pun memeluk Taeyeon. Setelah beberapa saat, Taeyeon melepaskan
pelukan Leeteuk dengan kasar.
“ Kamu jahat. Kenapa kamu tidak pernah memberiku kabar? “ kata
Taeyeon kasar sembari sedikit menangis.
“ Bukan begitu, Taeyeon. Tapi ..... , “ kata Leeteuk. Namun,
Taeyeon segera berlari keluar.
“ Tunggu aku, Taeyeon, “ kata Leeteuk. Dia segera berlari
mengikuti Taeyeon sampai ke taman. Dia berhasil memegang tangan Taeyeon, namun
Taeyeon berhasil melepaskannya.
“ Taeyeon, aku harus menjelaskan beberapa hal, “ katanya.
“ Jelasin apa lagi? Semuanya sudah jelas, kok, “ kata Taeyeon.
“ Taeyeon, jebal,
dengerin aku dulu, “ katanya.
“ Dengerin apa? ..... , “ perkataan Taeyeon terhenti setelah
melihat sesuatu yang membuat ia terkejut.
“ SAENGIL CHUKKAE
HAMNIDA, TAEYEON, “ seru teman-teman Taeyeon dan Ada Yoona, Seohyun, Yuri,
Hyoyeon, Kibum, Kyuhyun, Yesung dan Eunhyuk.
“ Ah, gomawo chingudeul,
“ kata Taeyeon.
“ Yuri, Yoona, Seohyun, kalian bohong, ya. Katanya kalian mau
pulang. Eh, taunya ..... “ kata Taeyeon.
“ Gak apa-apa, dong, bohong sekali-kali. Bohongnya kan, juga
karena hal yang baik, “ kata Yuri.
“ Dasar, “ ujar Taeyeon.
“ Sudah-sudah, sekarang waktunya Taeyeon tiup lilin dulu, ya.
Taeyeon, jangan lupa make a wish
dulu, ya, “ kata Hyoyeon. Taeyeon pun segera make a wish lalu meniup lilin ulang tahunnya.
“ YEEYYY...... “ seru teman-teman Taeyeon.
Suasana pun
sempat hening untuk beberapa saat, hingga akhirnya Leeteuk pun memecahkan
keheningan itu.
“ Taeyeon, “ panggil Leeteuk.
“ Wae gurae? “ tanya
Taeyeon.
“ Mungkin ini saatnya yang tepat untuk bilang ini ke kamu, “
jawab Leeteuk.
“ Apa yang mau kamu mau bilang? “ tanya Taeyeon.
“ Sebenarnya ..... sebenarnya aku suka sama kamu, “ jawab
Leeteuk.
“ Apa? Aku gak salah dengar, kan? “ tanya Taeyeon gak percaya.
“ Ani, aku beneran
suka sama kamu, Taeyeon, “ jawab Leeteuk berusaha meyakinkan Taeyeon. Taeyeon
pun langsung tersenyum setelah mendengar perkataan itu.
“ CIEEEHH....., “ seru teman-teman mereka serempak.
“ So .... , “ kata
Leeteuk lalu berlutut di hadapan Taeyeon sambil setangkai bunga mawar merah.
“ ..... would you be my
girlfriend? , “ lanjutnya. Taeyeon pun menunduk, tersenyum malu. Pipinya
kemerahan.
“ TERIMA, TERIMA, “ seru teman-teman mereka.
“ Yes, I would, oppa,
“ jawab Taeyeon sambil mengambil bunga mawar itu.
“ Yeey ....., “ seru teman-teman mereka lalu menghampiri
‘pasangan’ yang baru jadian itu.
“ Cieeh... yang baru jadian, “ kata Yuri.
“ Chukkae, ya, “
kata Yoona.
“ Mudah-mudahan langgeng, ya, “ kata Yesung.
“ Mudah-mudahan hubungannya bisa berjalan sampai selamanya, “
kata Kibum.
“ Kalo bisa, romantisnya ngalahin aku sama Seohyun, ya, “ ucap
Kyuhyun, lalu mengecup kening Seohyun.
“ Huuh.... Hahaha .... , “ kata Taeyeon, Leeteuk, dan
teman-teman mereka.
“ Eh, bagusnya, kita tinggalin pasangan yang baru jadian ini
aja. Biar lebih mesra, gitu, “ kata Eunhyuk.
“ Ide bagus, tuh , Hyuk. Kita tinggalin aja, yuk,” kata
Hyoyeon, lalu mereka dan yang lainnya meninggalkan Taeyeon dan Leeteuk berdua
di taman kampus itu.
“ Daah.... selamat beromantis-romantisan, ya, “ kata Kyuhyun,
lalu mereka meninggalkan mereka jauh.
Suasana pun
menjadi hening. Mereka berdua menjadi sama-sama canggung. Tak tahu harus bicara
apa, tak tahu harus berbuat apa.
“ Ehh, Leeteuk, kapan kamu kembali ke Seoul? “ tanya Taeyeon
memecah keheningan.
“ Kemarin malam, sih. Awalnya, aku mau langsung telepon kamu.
Tapi, kayaknya, sih, lebih bagus kalau aku kasih kejutan ke kamu, “ jawab
Leeteuk.
“ Gimana kejutannya? Kamu suka, kan? “ tanya Leeteuk.
“ Banget, “ jawab Taeyeon.
Suasana pun sempat hening untuk
beberapa saat. Tiba-tiba, wajah mereka berhadapan. Mereka maju beberapa langkah,
hingga akhirnya mereka saling berdekatan. Wajah mereka kini berjarak satu
centimeter. Semakin lama, semakin dekat. Taeyeon pun menutup matanya. Hingga
akhirnya.... CHU~ . Leeteuk mengecup bibir Taeyeon. Kecupan itu pun berlangsung
selama 10 detik dan Leeteuk melepaskan bibirnya dari bibir Taeyeon.
“ Mianhae, aku
terlalu lancang, “ kata Leeteuk.
“ Gwenchanayo, “
kata Taeyeon.
“ Oh ya, tadi kamu belum selesai bernyanyi. Bagaimana kalau
kita lanjutkan saja? Kita berduet, bagaimana?“ usul Taeyeon.
“ Ide bagus. Kajja,
kita ke ruang musik. Belum ditutup, kan?” tanya Leeteuk.
“ Belum, kajja, “
jawab Taeyeon bersemangat, lalu mereka berdua bergandengan tangan menuju ke
ruang musik.
Sesampainya di
ruang musik, mereka langsung berjalan menuju ke arah piano. Leeteuk pun segera
duduk, siap untuk memainkan piano. Lalu, mereka berdua mulai bernyanyi dengan
alunan piano dari Leeteuk.
One step
closer....
One step
closer....
I have
died everyday waiting for you
Darling
don’t be afraid, i have loved you
For a thousand
years
I love
you for a thousand more
And all
along i believe i would find you
Time has
brought your heart to me i have loved you
For a
thousand years
I love
you for a thousand more
Permainan piano
itu pun berakhir. Lagu itu pun juga berakhir. Mereka tampaknya terlihat puas.
“ Suaramu sangat merdu, Taeng,” puji Leeteuk.
“ Suaramu juga bagus, kok. Tapi, menurutku permainan pianomu
lebih bagus daripada suaramu, “ puji Taeyeon.
“ Aku tahu, suaramu memang bagus. Lebih bagus dari suaraku.
Tapi, setidaknya, jangan merendahkanku, lah, Taeng, “ kata Leeteuk.
“ Aku tidak merendahkanmu. Masih banyak yang suaranya lebih
banyak dariku. Aku juga masih harus banyak tentang vokal, “ kata Taeyeon.
“ Sekarang sudah jam 8 malam. Bagaimana kalau kata kuantar
pulang, saja? “ saran Leeteuk.
“ Kajja. Aku juga ingin pulang, kok,” kata Taeyeon. Lalu,
mereka berdua berjalan meninggalkan ruang musik dan bergegas pulang.
-- THE
END --
Gimana ffnya ? Jelek, ya? Mian ya, maklum baru pertama kali nulis ff. Sekali lagi, jangan lupa kasih komentar, ya. Aku butuh banget komentar dari kalian semua. Thank you for reading.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar