Senin, 01 Juli 2013

[FF Oneshoot/Songfic] A Thousand Years

 
Title : A Thousand Years

Author : Annisa Aulia Sita a.k.a Annisa

Genre : Romance, Friendship, School Life

Rating : PG – 13

Length : Oneshoot

Type : Songfic

Main Cast : - Kim Taeyeon ( Taeyeon )
                   
                   - Park Jung Soo ( Leeteuk )

Other Cast : - Seo Joo Hyun ( Seohyun )      - Cho Kyuhyun ( Kyuhyun )
                    
                    - Im Yoon Ah ( Yoona )             - Kim Kibum ( Kibum )
                    
                     - Kwon Yuri ( Yuri )                 - Kim Jong Woon ( Yesung )
                     
                     - Kim Hyoyeon ( Hyoyeon )       - Lee Hyuk Jae ( Eunhyuk )

Recommended : Christina Perri - A Thousand Years ( If you don't have the song, i have add the video under the sentence)


Disclaimer : All cast belong to god,  their families, and SM Entertainment.  I just use their names.  No bash! Please don't be a plagiator.



From Author :
Annyeong haseyo, chingudeul. Annisa imnida. Sebenarnya ff ini gak buat ulang tahunnya siapa-siapa, kok. Ya, meskipun ff ini ceritanya ada ulang tahunnya Taeyeon. Padahal dipublishnya pas ulang tahunnya Leeteuk. Ini ff pertamaku, jadi mian banget kalo ffnya jelek, aneh, boring dan lain sebagainya. Kalau ada ff yang alurnya serupa sama ff ini, tapi dirilisnya lebih dulu, aku minta maaf. FF ini gak plagiat, kok. Alurnya 100% hasil dari imajinasiku, jadi minta maaf, ya. Please leave a comment, ya, soalnya komentar kalian berguna banget buat ff selanjutnya. Ya sudah, daripada lama-lama, mendingan langsung aja baca. Check it out.


*******

Taeyeon P.O.V
          Semua mata kuliah sudah selesai.  Jam pulang sudah tiba.  Namun, aku tidak ingin pulang ke rumah dulu.  Aku malas sendirian di rumah.  Eomma dan appaku sedang di luar kota.  Donsaengku biasanya hari ini masih mengikuti eksul basket di sekolahya.  Sebenarnya, aku ingin berjalan-jalan dengan sahabat-sahabatku, Seohyun, Yoona, Hyoyeon, dan Yuri.  Tapi, hari ini Seohyun ikut ujian piano di kursus musiknya.  Yoona mau kencan sama Kibum.  Hyoyeon dan Yuri masih di kampus karena sedang sibuk latihan untuk kompetisi dance antar kampus se-Seoul minggu depan.  Akhirnya, aku pun memutuskan pergi ke taman seorang diri.
***********
Author P.O.V
          Suasana di taman sangat sepi.  Sangat sangat sepi.  Tidak ada orang sama sekali di taman itu.  Yeoja yang bernama Kim Taeyeon itu pun segera mendudukkan dirinya di sebuah bangku yang terdapat di taman itu.
Taeyeon P.O.V
          Hari ini tanggal 8 Maret.  Aku tahu, besok adalah hari ulang tahunku, tanggal 9 Maret.  Mungkin, besok adalah hari ulang tahunku tanpa seorang namja yang begitu spesial artinya buatku, seperti namanya.  Namja yang membuatku merasakan yang namanya “jatuh cinta” untuk pertama kalinya. Dia adalah Leeteuk.  Park Jung Soo.  Memang, pada awalnya, aku sangat membencinya.  Namun, aku tidak menyangka bahwa aku jatuh cinta padanya.  Bahkan, mungkin, dia adalah satu-satunya namja yang membuatku galau begitu berat, seperti sekarang ini.
          Aku pun mulai mengingat saat-saat kami bersama.  Aku ingat, saat dimana pertama kali aku berpapasan dengannya.  Rasa yang muncul saat itu bukan cinta ataupun suka, tapi benci.  Waktu itu, saat-saat hari pertama aku pindah ke SMAku, Byeol High School, aku habis membeli minuman.  Ya, waktu itu, aku masih anak baru disana, dan saat itu aku sudah kelas 12.  Aku pun berjalan terburu- buru menuju ke kelasku, kelas 12-4.  Karena saking terburu-burunya, aku pun menabrak seorang namja yang tentu kalian sudah bisa menebaknya sendiri siapa dia.  L-E-E-T-E-U-K.  Minuman yang kubawa pun tumpah dan mengenai baju seragamnya. Tumpah, memang beneran tumpah, karena minuman itu sudah kubuka dan kuminum sedikit.
Flashback
Mian, ya, mian, jeongmal mianhae, aku benar-benar tidak sengaja, “ aku sangat menyesal saat itu. Leeteuk pun segera merapikan seragamnya yang basah itu.
“ Sini, aku bantu rapikan bajumu, ya, “ kataku sambil tanganku menyentuh seragamnya.
“ Enggak usah, “ katanya dengan kasar sambil menjauhkan tanganku dari seragamnya dengan kasar.
“ Heh, anak baru, baru aja masuk udah belagu banget.  Lo gak tahu siapa gue? Gue Park Jung Soo, namja terkaya di sekolah ini dan anak pemilik sekolah ini, “ katanya dengan sombongnya.
“ Terus, kalo kamu anak pemilik sekolah ini, masalah buat gue? “ kataku lalu kemudian melanjutkan langkahku yang sempat tertunda itu.
Flashback End
************
          Aku ingat, saat wali kelas sekaligus seosaengnim kami, Miss Stella, mengatakan bahwa aku harus duduk sebangku dengannya.  Ya, aku memang sekelas dengannya.  Waktu itu, aku sedang berkelahi dengannya.  Karena perkelahian kami mengganggu Miss Stella yang sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas, akhirnya Miss Stella pun tak tahan dan marah, lalu menyuruh kami untuk duduk sebangku.  Tentu saja, rasanya sangat berat saat itu, karena rasa benci itu masih terasa membara di hatiku.
Flashback
“ KIM TAEYEON, PARK JUNG SOO ! Apa yang kalian lakukan, hah? Berkelahi lagi? Apa kalian tidak tahu Miss sedang menjelaskan pelajaran? “ teriak Miss Stella.
Kalian ingin tahu, kenapa Miss Stella berkata lagi? Karena kami sudah dua kali ketangkap basah berkelahi oleh Miss Stella.
“ Dia yang mengajak berkelahi duluan, Miss, “ aduku.
Aniyo, Miss.  Dia yang duluan, “ balas Leeteuk tak mau kalah.
“ Sudah, sudah, kalian berdua sama saja.  Mulai detik ini, kalian harus duduk sebangku, “ kata Miss Stella yang sudah tidak tahan lagi melihat kelakuan kami berdua.
“ Tapi, Miss..., “ ucap kami berdua bersamaan.
“ Tidak ada tapi-tapian, palli kalian duduk berdua, “
          Seohyun dan Leeteuk pun segera mengangkat tas mereka dan mereka segera bertukar tempat duduk.  Leeteuk menaruh tasnya dengan kasar di bangku yang berada di sebelahku.  Aku pun segera menarik bangkuku satu sentimeter dari bangkunya.
“ Issh, damn, kenapa sih gue harus duduk sama yeoja yang super duper belagu kayak dia? “ keluhnya.
“ Hei, siapa bilang aku juga mau duduk sama namja yang super duper sombong kayak kamu, “ balasku yang sedang kesal dengannya.
“ Sudah, sudah, diam kalian berdua, “ kata Miss Stella lalu kembali menjelaskan pelajaran.  
 Flashback End
************
          Aku ingat saat kami berbaikan dan pertama kali menjalin pertemanan.  Saat itu, kami sama-sama merasa tidak enak hati karena bermusuhan terus, padahal kami berdua satu bangku.  Sebenarnya, aku ingin meminta maaf duluan.  Namun, aku merasa gengsi dan canggung.  Akhirnya, dia yang meminta maaf duluan, meskipun hanya lewat secarik kertas.
Flashback
          Pelajaran sedang berlangsung.  Namun, tidak ada seosangnim di kelas kami.  Jadi, kami disuruh untuk mengerjakan soal yang telah diberikan oleh seosangnim tadi.  Perasaan bersalah dan menyesal memenuhi hatiku saat itu. Tiba-tiba, Leeteuk yang saat itu sedang kesulitan mengerjakan soal memberikanku secarik kertas.  Awalnya, kukira ia hendak menanyakan jawaban soal, ternyata.....
To      : Taeng
From  : Teukie
          Taeng, rasanya tidak enak, ya, bermusuhan terus.  Jeongmal mianhae, Taeng, selama ini aku terus membuatmu kesal dan marah.  Aku sangat menyesal.  Kamu mau, kan, memaafkan aku, Taeng? Palli balas sekarang.
          Aku pun membalas surat itu.  Aku memang ingin berbaikan dengannya, namun aku merasa ragu untuk meminta maaf duluan.  Jadi, mumpung dia yang meminta maaf duluan, ya, aku terima saja permintaan maafnya.
To      : Teukie
From  : Taeng
          Kamu benar, Leeteuk.  Rasanya memang tidak enak kalau kita bermusuhan terus.  Aku mau, kok, menerima permintaan maaf kamu.  Aku sudah memaafkanmu sebelum kamu meminta maaf.  Mianhae, Leeteuk, selama ini aku membuatmu kesal.
          Aku pun segera memberikan kertas itu kembali ke Leeteuk.  Aku tidak tahu apakah dia akan membalas surat itu.  Ternyata, dia membalas surat itu.
To      : Taeng
From  : Teukie
          Jadi, sekarang kita berteman, dong?
          Aku pun membalas kembali surat itu.
To      : Teukie
From  : Taeng
          Ne, kita telah berteman sekarang.
          Setelah aku memberikan balasanku kepadanya, dia pun menatapku sebentar.
Jinjja ? “ tanyanya.
Ne, asal kamu janji kepadaku kamu jangan sombong kepadaku dan kepada murid-murid yang lain.  Dan kamu juga harus janji kepadaku bahwa kamu harus menjadi orang yang lebih baik dari sekarang.  Yakso ? “ jawabku sambil mengacungkan jari kelingkingku.
Ne, Yakso, “ jawabnya sembari jari kelingkingnya menyentuh jari kelingkingku.  Sejak saat itu kami berteman baik dan bahkan, bersahabat.
Flashback End
***********
          Saat kami berteman, aku merasa ada perubahan yang signifikan di dalam dirinya.  Dia menjadi tidak sombong lagi.  Dia menjadi ramah kepada semua murid.  Dia menjadi lebih sopan terhadap semua guru di sekolahku.  Tutur-tutur katanya menjadi lebih sopan dan manis.  Dia tidak memakai kata-kata “ lo-gue “ lagi kalau berbicara.  Dia mulai memakai kata-kata “ kamu-aku “
Aku ingat saat dia memberikan sebuah cincin kepadaku.  Cincin persahabatan.  Dia memberikannya di taman ini.  Di taman ini juga, kami membuat janji agar kami tidak bermusuhan lagi.  Sebenarnya, aku ingin hubungan kami lebih dari sekedar teman, karena waktu itu aku mulai suka padanya.  Tapi, aku hanya seorang yeoja.   Yeoja ‘kan tidak boleh memulai menyatakan cinta dan yeoja biasanya menunggu orang yang dia suka menyatakan cinta, ya bukan? So, aku hanya bisa menunggu dia menyatakan cintanya padaku, hingga sekarang.  Lama sekali, bukan? 2 tahun terakhir ini aku harus memendam perasaanku.
Flashback
Teett..... bel pulang sekolah pun berbunyi.  Murid-murid di kelasku segera membereskan barang-barang dan memasukkannya ke dalam tas, tak terkecuali aku dan Leeteuk.  Tak lama kemudian, suasana kelas pun sepi, tinggal kami berdua yang masih di kelas.
“ Taeng, “ panggilnya.
Wae ? “ sahutku.
“ Bisakah kamu menemaniku pulang sekolah ini ? “ tanyanya.
“ Kemana ? “ tanyaku balik.
“ Ke tempat kesukaanku.  Kamu mau, kan? “
Ne, baiklah.  Aku akan menemanimu, “ aku mengiyakannya saja.  Toh, daripada aku bosan di rumah.  Biasanya, kalau jam pulang sekolah begini, aku hanya tinggal berdua dengan donsaengku.
          Kami pun mulai berjalan menuju parkiran sekolah.  Setelah sampai di parkiran, dia pun menutup mataku dengan sebuah kain.
“ Hey, hey, ada apa ini? “ tanyaku.
“ Sudahlah, kau aman bersamaku.  Tenang saja, “ jawabnya.  Lalu, dia segera menaiki motornya dan aku duduk di belakangnya.  Aku terpaksa membuka sedikit kain yang menutupi mataku agar aku tidak terjatuh, lalu menutupnya kembali.
          Sepanjang perjalanan, aku tidak bisa melihat apa-apa karena mataku tertutup.  Aku mulai merasa cemas dan khawatir karena aku takut jatuh.
“ Teukie, bolehkah aku membuka sedikit kainnya ? Aku takut jatuh, “ rengekku.
“ Tidak boleh.  Kalau kamu takut, peluk saja tubuhku, “ katanya.
          Aku turuti saja perintahnya daripada aku terjatuh.  Hana, dul, set.  Tanganku mulai menyentuh tubuhnya.  Aku pun mulai memeluknya erat.  Dag....dig...dug.  Jantungku pun berdetak cepat.  Ya Tuhan, rasa apakah ini? Apakah aku merasakan rasa ini lagi? Rasanya aku tak ingin melepaskan tanganku dari tubuhnya.  Aku ingin seperti ini terus.  Aku tak tahu reaksinya, karena mataku yang tertutup ini.  Tapi, aku merasa dia senang.  Aku pun sedikit tersenyum.
          Kami pun sampai di tempat tujuan.  Dia pun menuntunku berjalan.  Setelah beberapa langkah berjalan, kami berhenti.  Dia membuka penutup mataku, namun mataku masih terpejam.
“ Sekarang, kau boleh membuka matamu, “ katanya. 
Aku pun membuka mataku.  Terlihat pemandangan yang sangat indah di depan mataku.  Itu pertama kalinya aku mengunjungi tempat ini.  Ternyata, dia membawaku sebuah taman.  Ya, taman di mana aku berada sekarang ini.  Aku enggak nyangka, namja kayak dia tahu tempat seindah ini.
Kajja kita duduk di bangku itu, “ katanya sambil menunjuk sebuah bangku.  Bangku yang kududuki sekarang ini.  Kami berdua pun segera duduk di bangku itu.
“ Kamu tahu gak, Taeng ? ......“ tanyanya.
“ Mana kutahu, kamu belum bilang apa-apa, kok. “ potongku tiba-tiba, padahal sebenarnya dia belum selesai berbicara.
“ Isshh, dengerin dulu.  Kamu itu orang pertama yang aku ajak ke taman ini.  Selama ini, aku hanya pergi sendirian ke taman ini.  Teman-teman terdekatku saja belum pernah kuajak kesini.  Baru kamu, Taeng.  Baru kamu, “ katanya.
Jinjjayo ? “ tanyaku yang masih gak percaya.
Ne, aku enggak bohong, “ jawabnya yang benar-benar meyakinkanku bahwa dia benar-benar gak bohong padaku.
Ne, ne, aku percaya deh, sama kamu, “ kataku.  Suasana pun mendadak hening untuk sejenak.  Hingga dia pun memecah keheningan itu.
“ Taeng, “ panggilnya.
Wae gurae ? “ tanyaku.
“ Aku ingin memberikan sesuatu untukmu, “ katanya.
“ Apa itu? “ tanyaku penasaran.
“ Tunggu sebentar, ya. Kamu harus berbalik badan dulu. “ katanya. Aku pun membalikkan badanku, sementara dia mengambil sesuatu dari tasnya dan aku tak tahu apa itu.
“ Oke, sekarang kamu boleh berbalik, “ katanya. Aku pun membalikkan badanku dan aku melihat di tangan kanannya ada ........ dua buah cincin bertuliskan “TEUKIE” dan “TAENG”. Tunggu, kenapa dia ingin memberiku cincin?
“ Tunggu, pacaran saja kita belum. Kok, kamu sudah ngasih cincin? “ tanyaku heran.
“ Hey, jangan mikir yang gak-gak dulu. Gak mungkinlah aku kayak gitu. Ini cincin tanda persahabatan kita, “ jawabnya.
“ Oooh..... ,” kataku polos.
“ Aku ingin kita, tuh, gak berantem lagi kayak dulu. Capek tahu, berantem terus, “ lanjutnya.
“ Ya sih, aku juga gak mau berantem lagi sama kamu, “ ujarku.
“ Aku ingin kita baik-baik terus sampai selamanya. Gak ada adu mulut, gak ada adu fisik, gak ada adu-aduan, lah, “ lanjutnya.
“ Sini, mana tanganmu? Aku pakein cincinnya, “ katanya. Aku pun menyerahkan tanganku. Dia pun memasangkan cincin bertuliskan “TEUKIE” itu di jari manisku. Dag.....dig....dug. Jantungku berdetak lagi. Aduh, apa lagi ini? Memang sih, ini cuma cincin persahabatan, tapi rasanya kayak cincin persahabatan. Aku pun tersenyum.
“ Nah, sudah. Sekarang giliran kamu yang memasang cincinnya, “ katanya. Aku pun mengambil cincin yang tersisa. Dag.... dig....dug. Rasanya jantungku berdetak lebih cepat dari tadi. Aku pun memasangkan cincin bertuliskan “TAENG” itu di jari manisnya. Jantungku berdetak semakin cepat. Ya Tuhan, tolonglah aku. Aku tidak tahan lagi.
“ Yakh, semuanya sudah terpasang. Sekarang kita berjanji, ya. Best friend forever, “ ujarnya sambil mengancungkan jari kelingkingnya.
Best friend forever, “ ujarku sambil menyentuh jari kelingkingnya. Seandainya kau tahu, Teukie, aku ingin kita lebih dari sahabat. Namun, bukannya di dunia ini gak ada yang gak mungkin? Sahabat bisa jadi cinta, kan? So, why not?
“ Taeng, “ panggilnya.
Wae? “ tanyaku.
“ Kamu mau kuantar pulang gak? “ tanyanya.
“ Eemh, boleh deh, “ jawabku. Kami pun segera beranjak dari bangku itu dan segera pulang.
Flashback End
************
          Aku ingat, saat aku berpisah dengannya. Dia tidak bilang kepadaku kalau dia ingin pergi. Meskipun aku tahu, dia tidak mau membuatku sedih, tapi asalkan kau tahu, aku malah lebih sedih jika kau tidak bilang kepadaku, karena mentalku tidak sekuat yang kau bayangkan.
Flashback
          Saat itu, aku sedang menunggunya di depan pintu kelas. Tumben, tidak biasanya dia datang setelat ini. Sekarang sudah sepuluh menit sebelum bel sekolah berbunyi, namun dia belum datang juga. Biasanya, paling lambat dua puluh menit sebelum bel berbunyi, dia sudah datang. Namun, kemana dia sekarang? Kenapa firasatku tidak enak, ya?
“ Kudengar hari ini, Leeteuk akan pindah, ya? “ tanya seorang teman sekelasku yang sekarang berada di dekatku. Deg.... benarkah apa yang dikatakannya itu?
Jinjjayo ? Kok, aku tidak tahu hal itu? “ tanya teman yang ada di sebelahnya.
“ Makanya, update, dong. Kemarin, aku lihat ada orang tuanya di ruang guru. Kayaknya, sih, lagi mengurus kepindahannya, “ jawabnya.
“ Oh ya, dia akan pindah kemana? “ tanyanya. Aku pun segera mempertajam pendengaranku.
“ Kalau gak salah, sih, dia ingin pindah ke Los Angeles selama dua tahun. “
Deg... dia akan meninggalkanku ke tempat yang jauh dan waktu yang tidak lama pula. Segera aku mengambil tasku dan berlari menuju luar kelas.
“ Taeyeon, kamu mau pergi kemana? “ tanya Yuri.
“ Aku mau pergi ke bandara, “ jawabku.
“ Hey, sebentar lagi, kan, jadwalnya Mr. Jordan, guru killer itu. Kamu mau kamu dimarahin kalau kamu beneran mau bolos hari ini? ” tanya Yoona.
“ Ah, bilangin aja ya, kalau aku lagi sakit. Aku harus pergi sekarang, “ jawabku.
“ Taeyeon, “ panggil Seohyun, namun panggilan itu kuabaikan. Aku pun melanjutkan berlari.
***********
          Aku pun sudah tiba di bandara. Segera aku mencari sosok namja itu. Kemana dia? Aku menengok ke kanan dan ke kiri.  Akhirnya, aku menemukan sosoknya di kerumunan orang banyak. Aku pun berlari menuju ke arahnya.
“ Taeng, ngapain kamu kesini, “ tanyanya heran.
“ Aku dengar dari teman-teman katanya kamu mau pindah.  Makanya, aku segera ke sini, “ jawabku.
Ne, tapi kan, kamu gak harus bolos juga kayak gini, “ katanya.
“ Oh ya, mumpung kamu ada di sini, aku pingin bilang ini ke kamu. Aku sebenarnya sudah lama pingin bilang ini ke kamu.  Se......, “ perkataannya terhenti setelah mendengar sebuah pengumuman.
‘ PESAWAT TUJUAN KE LOS ANGELES AKAN SEGERA BERANGKAT. MOHON PARA PENUMPANG SEGERA BERSIAP-SIAP MENAIKI PESAWAT. SEKALI LAGI, PENUMPANG TUJUAN  KE LOS ANGELES AKAN SEGERA BERANGKAT. MOHON PARA PENUMPANG SEGERA BERSIAP-SIAP ‘ suara itu berkumandang dari speaker bandara.
“ Mianhae, aku harus pergi sekarang juga, “ katanya lalu berjalan menjauhiku.
“ Tunggu, apa yang kamu mau bilang tadi? Bilang aja sekarang, “ mohonku.
“ Kamu mau tahu apa yang aku mau bilang? “ tanyanya setelah menghentikan langkahnya.
Ne, tentu saja,” jawabku.
“ Tunggu sampai aku kembali, “ katanya lalu segera melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
“ Oke, aku akan menunggumu sampai aku kembali, “ kataku setengah berteriak. Namun, tampaknya dia tak menampik.  Dia terus melangkah, semakin menjauh dariku.
Flashback End
*************
          Leeteuk, bagaimana kabarmu ? Apa kau baik saja-saja disana? Mengapa kau tak pernah memberiku kabar? Kau tak pernah memberiku surat ataupun kartu pos.  Kau tak pernah mengupdate status twitter atau facebookmu. Kau tak pernah membalas emailku.  Kau tak pernah menjawab teleponku.  Kau pun tak pernah meneleponku balik.
          Leeteuk, tahukah dirimu? Aku sangat merindukanmu. Berapa lama lagi aku harus menunggumu datang? Berapa lama lagi aku harus menunggumu mengatakan kata-kata yang belum sempat kau ucapkan 2 tahun lalu? Berapa lama lagi aku harus memendam perasaan ini? 2 tahun itu bukanlah waktu yang singkat. Apakah kau tahu itu? Cepatlah datang, aku ingin penantian ini segera berakhir.
          Tanpa terasa butir-butir air mataku jatuh.  Ah, aku menangisinya lagi.  Ini bukan pertama kalinya aku menangisinya.  Aku heran, kenapa aku harus menangisinya lagi. Namun, rasa rindu ini benar-benar tak bisa kutahan.
Aku harap dia bisa mendengar rintihan hatiku. Aku harap dia bisa merasakan apa yang kurasakan sekarang ini. 
*************
Author P. O. V
          Taeyeon melihat ke arah cincin yang berada di jari manisnya sekarang. Cincin itu berwarna perak dan terukir tulisan ‘TEUKIE’ dengan jelas. Ia lalu meluruskan pandangannya. Ia menghirup nafas sejenak dan menghembuskannya kembali. Ia pun mengambil MP3 Player dari tasnya lalu menaruh headset ke kedua tangannya. Dia pun segera memilih-milih lagu yang ingin didengarnya dan pilihannya jatuh kepada lagu A Thousand Years milik Christina Perri.  Dia segera memencet tombol ‘play’ dan mulai bernyanyi sendiri sembari menghibur dirinya.
Heartbeats fast
Colors and promises
How to be brave
How can i love when i’m afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow

One step closer.....

I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid i have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
          Lagu baru sepertiga berjalan. Namun, Taeyeon memencet tombol ‘stop’ di MP3 Playernya. Dia merasa perasaannya sedikit lebih tenang sekarang. Dia memutuskan untuk pulang ke rumahnya sekarang.
Next day ....
          Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 KST.  Semua mata kuliah akhirnya sudah selesai.  Hari ini, Taeyeon dan teman-temannya memang kuliah siang.  Jadi, berakhirnya juga agak lebih malam dari hari-hari biasanya. Taeyeon sedang berjalan-jalan di taman kampus bersama tiga sahabatnya sembari mengobrol.
“ Taeyeon, “ panggil Yuri.
Wae? “ tanya Taeyeon.
“ Kayaknya aku harus pulang duluan, deh, “ jawab Yuri.
“ Aku juga kayaknya harus duluan, deh, “ kata Seohyun.
Ne, aku juga, “ kata Yoona.
“ Tumben barengan pulangnya. Ya sudah, deh, kalian pulang duluan aja.  Aku masih mau disini, “ kata Taeyeon.
“ Yakin nih, gak apa-apa kita tinggalin sendirian, “ tanya Yuri.
Ne, gwenchana, “ jawab Taeyeon.
“ Ya udah, deh, kita duluan dulu, ya. Paii paii, “ kata Yoona sambil melambaikan tangannya bersama dengan Yuri dan Seohyun.
Paii paii, “ kata Taeyeon sambil melambaikan tangannya.
          Haah.... Taeyeon menghela nafasnya.  Hari ini memang ulang tahunnya. Namun, tak ada satu pun temannya yang menciptakan selamat ulang tahun kepadanya. 
          Taeyeon pun berjalan menyusuri koridor kampus. Saat dia melintasi ruang musik, tiba-tiba dia mendengar suara alunan piano dari dalam ruang itu.  Dia heran, siapa yang memainkan piano malam-malam di kampusnya. Karena penasaran, dia pun masuk ke ruangan itu. Setelah masuk, dia melihat seorang namja yang sedang bernyanyi sambil memainkan piano yang berwarna putih itu.  Dan namja itu ..... Leeteuk, namja yang dia rindukan sejak dua tahun terakhir ini.  Dia sedang menyanyikan lagu A Thousand Years. Taeyeon pun segera larut dalam suasana itu.
Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
Standing in front of me
Every breath
Every hour has come to this

One step closer...

I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid i have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
And all along i believe  i would find you
Time has brought your heart to me i have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
          Lagu itu pun tiba-tiba terhenti.  Leeteuk melihat ke arah Taeyeon.
“ Taeyeon, “ kata Leeteuk.
“ Leeteuk, “ kata Taeyeon.
Leeteuk segera berjalan ke arah Taeyeon. Kini, mereka berdua berhadapan.  Leeteuk pun memeluk Taeyeon. Setelah beberapa saat, Taeyeon melepaskan pelukan Leeteuk dengan kasar.
“ Kamu jahat. Kenapa kamu tidak pernah memberiku kabar? “ kata Taeyeon kasar sembari sedikit menangis.
“ Bukan begitu, Taeyeon. Tapi ..... , “ kata Leeteuk. Namun, Taeyeon segera berlari keluar.
“ Tunggu aku, Taeyeon, “ kata Leeteuk. Dia segera berlari mengikuti Taeyeon sampai ke taman. Dia berhasil memegang tangan Taeyeon, namun Taeyeon berhasil melepaskannya.
“ Taeyeon, aku harus menjelaskan beberapa hal, “ katanya.
“ Jelasin apa lagi? Semuanya sudah jelas, kok, “ kata Taeyeon.
“ Taeyeon, jebal, dengerin aku dulu, “ katanya.
“ Dengerin apa? ..... , “ perkataan Taeyeon terhenti setelah melihat sesuatu yang membuat ia terkejut.
SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA, TAEYEON, “ seru teman-teman Taeyeon dan Ada Yoona, Seohyun, Yuri, Hyoyeon, Kibum, Kyuhyun, Yesung dan Eunhyuk.
“ Ah, gomawo chingudeul, “ kata Taeyeon.
“ Yuri, Yoona, Seohyun, kalian bohong, ya. Katanya kalian mau pulang. Eh, taunya ..... “ kata Taeyeon.
“ Gak apa-apa, dong, bohong sekali-kali. Bohongnya kan, juga karena hal yang baik, “ kata Yuri.
“ Dasar, “ ujar Taeyeon.
“ Sudah-sudah, sekarang waktunya Taeyeon tiup lilin dulu, ya. Taeyeon, jangan lupa make a wish dulu, ya, “ kata Hyoyeon. Taeyeon pun segera make a wish lalu meniup lilin ulang tahunnya.
“ YEEYYY...... “ seru teman-teman Taeyeon.
          Suasana pun sempat hening untuk beberapa saat, hingga akhirnya Leeteuk pun memecahkan keheningan itu.
“ Taeyeon, “ panggil Leeteuk.
Wae gurae? “ tanya Taeyeon.
“ Mungkin ini saatnya yang tepat untuk bilang ini ke kamu, “ jawab Leeteuk.
“ Apa yang mau kamu mau bilang? “ tanya Taeyeon.
“ Sebenarnya ..... sebenarnya aku suka sama kamu, “ jawab Leeteuk.
“ Apa? Aku gak salah dengar, kan? “ tanya Taeyeon gak percaya.
Ani, aku beneran suka sama kamu, Taeyeon, “ jawab Leeteuk berusaha meyakinkan Taeyeon. Taeyeon pun langsung tersenyum setelah mendengar perkataan itu.
“ CIEEEHH....., “ seru teman-teman mereka serempak.
So .... , “ kata Leeteuk lalu berlutut di hadapan Taeyeon sambil setangkai bunga mawar merah.
“ ..... would you be my girlfriend? , “ lanjutnya. Taeyeon pun menunduk, tersenyum malu. Pipinya kemerahan.
“ TERIMA, TERIMA, “ seru teman-teman mereka.
Yes, I would, oppa, “ jawab Taeyeon sambil mengambil bunga mawar itu.
“ Yeey ....., “ seru teman-teman mereka lalu menghampiri ‘pasangan’ yang baru jadian itu.
“ Cieeh... yang baru jadian, “ kata Yuri.
Chukkae, ya, “ kata Yoona.
“ Mudah-mudahan langgeng, ya, “ kata Yesung.
“ Mudah-mudahan hubungannya bisa berjalan sampai selamanya, “ kata Kibum.
“ Kalo bisa, romantisnya ngalahin aku sama Seohyun, ya, “ ucap Kyuhyun, lalu mengecup kening Seohyun.
“ Huuh.... Hahaha .... , “ kata Taeyeon, Leeteuk, dan teman-teman mereka.
“ Eh, bagusnya, kita tinggalin pasangan yang baru jadian ini aja. Biar lebih mesra, gitu, “ kata Eunhyuk.
“ Ide bagus, tuh , Hyuk. Kita tinggalin aja, yuk,” kata Hyoyeon, lalu mereka dan yang lainnya meninggalkan Taeyeon dan Leeteuk berdua di taman kampus itu.
“ Daah.... selamat beromantis-romantisan, ya, “ kata Kyuhyun, lalu mereka meninggalkan mereka jauh.
          Suasana pun menjadi hening. Mereka berdua menjadi sama-sama canggung. Tak tahu harus bicara apa, tak tahu harus berbuat apa.
“ Ehh, Leeteuk, kapan kamu kembali ke Seoul? “ tanya Taeyeon memecah keheningan.
“ Kemarin malam, sih. Awalnya, aku mau langsung telepon kamu. Tapi, kayaknya, sih, lebih bagus kalau aku kasih kejutan ke kamu, “ jawab Leeteuk.
“ Gimana kejutannya? Kamu suka, kan? “ tanya Leeteuk.
“ Banget, “ jawab Taeyeon.
Suasana pun sempat hening untuk beberapa saat. Tiba-tiba, wajah mereka berhadapan. Mereka maju beberapa langkah, hingga akhirnya mereka saling berdekatan. Wajah mereka kini berjarak satu centimeter. Semakin lama, semakin dekat. Taeyeon pun menutup matanya. Hingga akhirnya.... CHU~ . Leeteuk mengecup bibir Taeyeon. Kecupan itu pun berlangsung selama 10 detik dan Leeteuk melepaskan bibirnya dari bibir Taeyeon.
Mianhae, aku terlalu lancang, “ kata Leeteuk.
Gwenchanayo, “ kata Taeyeon.
“ Oh ya, tadi kamu belum selesai bernyanyi. Bagaimana kalau kita lanjutkan saja? Kita berduet, bagaimana?“ usul Taeyeon.
“ Ide bagus. Kajja, kita ke ruang musik. Belum ditutup, kan?” tanya Leeteuk.
“ Belum, kajja, “ jawab Taeyeon bersemangat, lalu mereka berdua bergandengan tangan menuju ke ruang musik.
          Sesampainya di ruang musik, mereka langsung berjalan menuju ke arah piano. Leeteuk pun segera duduk, siap untuk memainkan piano. Lalu, mereka berdua mulai bernyanyi dengan alunan piano dari Leeteuk.
One step closer....

One step closer....

I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid, i have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
And all along i believe i would find you
Time has brought your heart to me i have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
          Permainan piano itu pun berakhir. Lagu itu pun juga berakhir. Mereka tampaknya terlihat puas.
“ Suaramu sangat merdu, Taeng,” puji Leeteuk.
“ Suaramu juga bagus, kok. Tapi, menurutku permainan pianomu lebih bagus daripada suaramu, “ puji Taeyeon.
“ Aku tahu, suaramu memang bagus. Lebih bagus dari suaraku. Tapi, setidaknya, jangan merendahkanku, lah, Taeng, “ kata Leeteuk.
“ Aku tidak merendahkanmu. Masih banyak yang suaranya lebih banyak dariku. Aku juga masih harus banyak tentang vokal, “ kata Taeyeon.
“ Sekarang sudah jam 8 malam. Bagaimana kalau kata kuantar pulang, saja? “ saran Leeteuk.
“ Kajja. Aku juga ingin pulang, kok,” kata Taeyeon. Lalu, mereka berdua berjalan meninggalkan ruang musik dan bergegas pulang.

-- THE END --

Gimana ffnya ? Jelek, ya? Mian ya, maklum baru pertama kali nulis ff. Sekali lagi, jangan lupa kasih komentar, ya. Aku butuh banget komentar dari kalian semua. Thank you for reading.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar